Konser Titik Balik, Sebuah Kebangkitan Karya Orisinil

YOGYAKARTA, indiegigsmedia.com - Hampir tiga setengah tahun rehat dari cahaya lampu panggung yang menyilaukan, getaran sound system puluhan ribu watt, menghadap wajah-wajah bersemangat di area moshing, mospit, crowd surfing. Malam itu, 22 Desember 2019 menjadi sebuah Titik Balik bagi mereka yang kembali meneriakan seruan "Acungkan jari tengahmu Di depan wajah mereka... Acungkan jari tengahmu Di depan wajah mereka...." sebut saja mereka adalah Captain Jack. Sepanjang malam pertunjukan kami dari tim indiegigsmedia.com tak mendengar kata "Captain Jack" sedikitpun dari sang front-man, Momo. Yang terdengar berulang kali adalah kata "kami, kami, kami, dan kami" yang dari sudut pandang dan telingga penonton kata tersebut adalah sebagai kata ganti yang mewakili nama "Captain Jack". Untuk lebih jelasnya soal ini, kita ikuti saja penggung-panggung mereka berikutnya.

Penampil di Konser Titik Balik Anti Membawakan Lagu Orang Lain

Sangat menarik malam itu, tiga band keren yaitu Saint Jimmy, Alectrona, dan (sebut saja) Captain Jack membawakan penuh lagu-lagu karya mereka. Dibuka dengan penampilan unit Punk Rock bernama Saint Jimmy yang membawakan salah satu karya berjudul "Antri Su". Kemudian dilanjut dengan penampilan Alectrona, sebuah proyek musik yang kurang lebih baru berjalan 2 bulan namun sungguh produktif. Lima lagu karya sendiri, salah satunya diantaranya yaitu lagu berjudul "Buang Waktu" dibawakan secara live untuk pertama kalinya. Kalau tidak salah, malam tersebut juga panggung perdana mereka.

Yang ditunggu akhirnya tiba, dibuka dengan suara khas opening Captain Jack, kalau boleh dituliskan begini bunyinya: "Geng gong geng gong geng gong...." Kemudian riuh tepuk tangan dan teriakan para penonton konser Titik Balik yang bertempat di Stadion Pancasila UGM, Yogyakarta. Disambut dengan nyala lighting panggung yang dominan warna merah saat itu, menjadi tanda dimulai nya aksi panggung mereka. Beberapa lagu seperti Kupu-Kupu Baja, Bukan Urusanmu, Berbeda Adalah Pilihan, Tidak Ada Klaim Atas Aku sukses membuat ribuan penonton berteriak dan larut dalam euforia konser. "Kembalikan seni ke KARYA ORISINIL ✊🏼, panjang umur untuk yang selalu berpikir dengan pikiran sendiri" tulis Momo di sebuah caption salah satu unggahan di akun instagramnya @aku_biru.

Sebuah konser yang baik dan patut dijadikan contoh dimana penampil harus membawakan lagu-lagu karya sendiri, hal ini untuk memicu semangat band/musisi produktif membuat karya-karya sendiri. Dengan demikian akan menjadikan skena musik di Indonesia lebih sehat dan lebih berwarna. Kita coba sedikit berkhayal atau berangan-angan dari Sabang hingga Merauke punya banyak sekali bahasa daerah, jika tiap band daerah membuat satu lagu menggunakan bahasa daerahnya sendiri, bukankah hal tersebut akan terdengar luar biasa bukan?

Titik Balik Jogja
foto oleh Hendy Winartha

Konser Titik Balik Menjadi Ajang Reuni

Tidak hanya untuk mereka, Momo, Zudil, Ismeth, Andi Babon, ajang reuni dirasakan para penonton termasuk salah satu tim indiegigsmedia.com yang bisa bertemu kawan-kawan lama. Terlihat juga beberapa penonton dengan kaos bertuliskan Monster Jacker yang saling berjabat tangan, berpelukan melepas rindu karena lama tak jumpa, malam itu begitu sendu dan membahagiakan. Datang juga beberapa musisi Jogja yang datang untuk menyaksikan konser Titik Balik, salah satunya adalah sang vokalis FSTVLST. "Menyaksikan mas momo, mas ismeth, mas babon, mas sanco kembali. selamat datang! selamat melanjutkan. hormat" sebuah tweet dari Farid Stevy di akun priadinya @FaridStevy.


dokumentasi tim indiegigsmedia.com

Posting Komentar

0 Komentar