Cross Culture Project Gagasan Trio Project But Duo

BANAJRNEGARA, indiegigemedia.com - Trio Project But Duo, sebuah proyek musik yang memiliki nama cukup nyentrik dan tentu selalu membawa tanya "trio tapi kok cuma ada dua? lah yang satu mana...." Trio Project But Duo ini adalah proyek musik yang dibuat oleh Malve Lunch dan Tutung Menjelangpagi. Panggung perdana mereka, dibuat sebuah acara dengan tajuk "Cross Culture Project" nama gelaran atau tajuk tersebut tentu sangat mewakili, dimana gelaran tersebut sukses menyilangkan budaya dari segi pelakunya. Ada kolaborasi antar Negara, dan tentunya antar budaya, ada Zarolina Arbues Moreira dari Portugal, Cristina Duque dari Equador, Theano Giannezi dari Greece, Abiyya Ladangku dari Jogja, Blindside, Tutung dan Malve dari Banjarnegara, dengan dibantu beberapa teman-teman dari SHT Co-Working Space dan teman-teman komunitas di Banjarnegara. Gelaran Cross Culture Project sukses digelar pada Jum'at 14 Februari 2020 bertempat di SHT Co-Working Space.

aksi panggung Trio Project But Duo
aksi panggung Trio Project But Duo | sumber gambar: IG @hyangarka

Tutung sebagai vokal dan gitaris dan Malve pada drum dan vokal, membuat aransemen musik yang apik. Perpaduan folk yang kental dibawakan oleh Tutung dan hentakan musik Jazz dari permainan drum Malve sukses menyita perhatian pengunjung malam itu. Ditambah dengan performing art (tari) oleh Cristina Duque yang merespon beberapa sudut ruang di SHT Co-Working Space menambah suasan semakin seru dan menyenangkan. 
pengunjung gelaran Cross Culture Project
pengunjung gelaran Cross Culture Project | sumber gambar: IG @hyangarka
Cristina Duque menari merespon musik Trio Project But Duo
Cristina Duque menari merespon musik Trio Project But Duo | sumber gambar IG @hyangarka

Sebelum Trio Project But Duo melangsungkan penampilan mereka, dibuka dengan penampilan Blindside asal Banjarnegara dengan musik Grunge nya yang begitu energik dan selanjutnya dilanjutkan penampilan solois bernama Abiya Ladangku yang sukses menyihir pengunjung menikmati suara vokal, gitar, dan efek gitar yang luar biasa. Semua itu tentu dengan dukungan sound system yang cukup bersahabat dengan komunitas dan kegiatan kolektif di Banjarnegara, siapa lagi kalau bukan BSB ( Bagol Sound Barokah ).
penampilan Abiyya Ladangku
penampilan Abiyya Ladangku | sumber gambar: IG @hyangarka

Cross Culture Project tentu tidak akan sukses tanpa kehadiran pengunjung yang membuat euforia malam itu begitu dekat. Gigs sederhana yang hampir tidak ada batasan antara penampil dan penonton itu membuat acara semakin intim dan hangat. Beberapa pelaku musik dan komunitas di Banjarnegara turut hadir mengapresiasi gelaran ini, ada Ujungkuku, Nada Sumbang, You Go Away I'm Here, Bima Harseno, Where Are You, Metamorse Studio, Pura-Pura Futsal, Bara Indie, Lantai Dasar dan lain sebagainya.
Pengunjung Menikmati Gelaran Cross Culture Project
Pengunjung Menikmati Gelaran Cross Culture Project | sumber gambar: IG @hyangarka

Harapannya gelaran seperti ini dapat terus terjaga semangatnya, untuk menjaga api pergerakan musik dan komunitas yang baik di Banjarnegara maupun di beberapa daerah lainnya. Istilah "srawung" semoga bisa terwujud melalui gelaran kolektif seperti ini. Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan di indiegigsmedia.com, jika kamu punya acara dan ingin bekerjasama atau diliput oleh kami, silakan hubungi tim indiegigsmedia.com, melalui DM instagram @indiegigs_media atau twitter di @indiegigs_media.

Posting Komentar

0 Komentar